1.
PLAGUE
OF JUSTINIAN (541-542M)
total kematian: 25 juta
penyebab:
penyakit pes
Penyakit ini telah membunuh sekitar setengah populasi Eropa. Wabah Justinianus adalah wabah penyakit pes yang menimpa Kekaisaran Bizantium dan kota-kota pelabuhan mediterania
Penyakit ini menewaskan hingga 25 juta orang pada tahun-tahun terakhir kejayaannya. Wabah Justinian telah menewaskan hingga seperempat populasi Mediterania Timur dan menghancurkan kota Konstantinopel, di mana pada puncaknya ia membunuh sekitar 5.000 orang per hari dan akhirnya mengakibatkan kematian 40% dari populasi kota.
APA ITU PENYAKIT PES?
Pes atau
sampar (plague) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Yersinia
pestis. Seseorang dapat terkena
penyakit ini jika digigit pinjal (sejenis serangga) yang terpapar bakteri Y. pestis, setelah serangga tersebut menggigit hewan yang
terinfeksi. Pinjal yang menularkan penyakit pes hidup dengan mengisap darah
hewan pengerat.
Pes dapat
berkembang secara cepat dan mengakibatkan kematian jika tidak segera diobati.
Penyakit ini pernah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia pada tahun
2007 yaitu 82 kasus dengan tingkat kematian sekitar 80%. Pes
merupakan penyakit zoonosis (bersumber dari binatang) yang masih
memerlukan pengamatan intensif di Indonesia, terutama di Kabupaten Pasuruan
(Jawa Timur), Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta), Kabupaten Boyolali (Jawa
Tengah), dan Ciwidey (Jawa Barat).
Berdasarkan
organ yang terkena infeksi pes, penyakit ini dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu pes pada sistem limfatik (bubonic plague),
pes pada aliran darah (septicemic
plague), serta pes pada paru-paru (pneumonic plague).
GEJALA PES
Gejala
awal pes ditunjukkan dengan gejala mirip flu, seperti demam, yang biasanya terjadi dua hingga enam
hari setelah infeksi terjadi. Namun gejala penyakit pes juga dapat
bervariasi berdasarkan organ yang terinfeksi bakteri ini. Berikut ini adalah
gejala pes berdasarkan jenisnya:
- Pes pada
sistem limfatik (bubonic plague). Gejala infeksi jenis ini
ditandai dengan limfadenopati atau
pembesaran kelenjar getah bening (KGB) pada lipat paha, ketiak, atau leher
yang berukuran sebesar telur ayam. Benjolan atau pembesaran KGB ini
terasa lunak dan hangat. Gejala utama tersebut seringkali disertai gejala
lain berupa demam, menggigil, pusing, lemas, nyeri otot, serta kejang.
- Pes pada
aliran darah (septicemic plague). Infeksi bakteri ini dapat
menyebabkan kematian bahkan sebelum gejala muncul. Gejala infeksi pes
jenis ini di antaranya adalah nyeri perut, diare, mual dan muntah,
demam, lemas, perdarahan, syok, serta gangrene.
- Pes pada
paru-paru (pneumonic plague). Disebabkan oleh infeksi bakteri
yang menyebar hingga paru-paru. Jenis ini paling jarang terjadi namun
paling mematikan. Gejala dapat muncul beberapa jam setelah infeksi, yang
ditandai dengan batuk darah, sesak
napas, mual dan muntah, demam tinggi, pusing, serta tubuh terasa lemas.
Gejala pes jenis ini dapat berkembang sangat cepat dan
menyebabkan penderita mengalami gagal napas dan syok dalam waktu dua hari
setelah terpapar infeksi.
Penyebab, Penyebaran, dan Faktor
Risiko Pes
Bakteri Yersinia pestis biasanya terdapat dalam hewan pengerat, seperti
tikus, tupai, atau bajing. Bakteri tersebut dapat memasuki tubuh manusia saat
seseorang mengalami kontak dengan hewan yang terinfeksi bakteri tersebut.
Kontak tersebut dapat berupa kontak langsung dari darah hewan yang
terinfeksi masuk melalui kulit manusia yang mengalami luka, atau kontak tidak
langsung melalui gigitan pinjal yang hidup dari hewan pengerat tersebut.
Penyebaran antarmanusia dapat terjadi pada pes paru-paru melalui cipratan
ludah saat penderita pes batuk, yang terhirup oleh orang lain. Hewan peliharaan
juga dapat terinfeksi melalui gigitan pinjal atau makan hewan pengerat yang
terinfeksi.
Beberapa kondisi yang dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit pes, yaitu:
- Tinggal
di daerah dengan sanitasi yang buruk dan populasi hewan pengerat yang
banyak.
- Kontak
dengan hewan yang mati atau terinfeksi pes.
- Melakukan
kegiatan di alam terbuka.
- Berprofesi
sebagai dokter atau perawat hewan.
- Bepergian
ke area di mana terdapat infeksi pes.
Diagnosis Pes
Untuk
mendapatkan diagnosis penyakit pes atau sampar (plague), dokter akan mengajukan pertanyaan serta melakukan
pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan gejala yang dirasakan. Dokter dapat
bertanya tentang kapan gejala muncul, riwayat bepergian ke daerah yang masih
tinggi tingkat kejadian penyakit pes-nya, serta jenis obat-obatan atau vitamin
yang sudah dikonsumsi. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik, terutama
untuk memeriksa adanya pembesaran kelenjar getah bening dan untuk memeriksa
kondisi paru-paru.
Selain
itu, tes darah juga perlu dilakukan untuk memastikan keberadaan bakteri yang
menyebabkan pes pada aliran darah. Sampel
cairan dari kelenjar getah bening yang bengkak akan diambil guna memastikan
keberadaan pes pada sistem limfatik. Sedangkan untuk pes pada paru-paru,
pemeriksaan akan dilakukan pada sampel cairan dari lendir saluran napas yang
diambil melalui tindakan bronkoskopi.
Hasil
seluruh pemeriksaan penunjang memerlukan waktu satu hingga dua hari. Namun,
sering kali dokter sudah memulai pengobatan begitu pasien diduga menderita pes,
sebelum diagnosis dipastikan. Penyakit pes dapat berkembang sangat cepat,
maka pengobatan yang diberikan secara dini dapat membuat perbedaan yang
sangat besar dalam peluang kesembuhan pasien.
PENGOBATAN PES
Pes
merupakan penyakit yang membahayakan nyawa, oleh karena itu harus dilakukan
pengobatan sedini mungkin. Pasien akan dirawat di rumah sakit dan diberi obat
antibiotik. Penyakit pes dapat ditangani dengan pemberian obat antibiotik,
seperti gentamicin atau ciprofloxacin. Selain itu, pasien juga akan diberi cairan melalui
infus serta tambahan oksigen. Pasien yang mengidap pneumonic plague perlu diisolasi untuk mencegah penyebaran. Tenaga
medis, perawat, dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita pneumonic plague, perlu dimonitor kesehatannya serta diberikan antibiotik
sebagai tindakan pencegahan.
Pengobatan dilakukan dan
dilanjutkan selama beberapa minggu hingga gejala mereda. Tanpa pengobatan yang
tepat, kematian dapat terjadi 24 jam setelah gejala muncul.
KOMPLIKASI PES
Pes dapat
menyebabkan timbulnya komplikasi, seperti kematian jaringan akibat terganggunya
aliran darah ke jari-jari tangan dan kaki (gangrene) dan peradangan selaput
otak (meningitis). Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebabkan
kematian.
Pencegahan Pes
Beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pes, antara lain:
- Memastikan
rumah bersih dari hewan pengerat dengan membersihkan area yang berpotensi
menjadi sarang, dan membersihkan sisa makanan yang dapat dikonsumsi hewan
pengerat.
- Gunakan
sarung tangan saat sedang berhadapan dengan hewan yang kemungkinan telah
terinfeksi, agar kulit terhindar dari kontak bakteri.
- Gunakan
pembasmi serangga untuk membasmi pinjal.
PANDEMI PES TERJADI
BEBERAPA KALI
Penyakit pes adalah penyakit kuno dalam sejarah
peradaban manusia. Ia diperkirakan berasal dari Asia Tengah atau Asia Timur.
Inang bakteri Yersinia pestis adalah kutu tikus atau marmut. Penyakit ini
merambah ke Eropa dan Afrika bagian utara melalui Jalur Sutra yang merentang di
pedalaman Eurasia.
1.
Pandemi pes pertama yang mematikan diperkirakan terjadi di
Byzantium semasa Kaisar Justinian I pada 541-542.
Tak hanya melumpuhkan Konstantinopel, wabah juga menyebar ke beberapa tempat di
Asia dan Afrika. Laman History menyebut pandemi ini diyakini telah menewaskan
sedikitnya 25 juta orang.
2.
Pandemi kedua di Eropa pecah pada 1346
yang bermula dari Genoa, Italia dan terus merembet hingga ke Rusia dan
Skandinavia. Di masa inilah muncul istilah wabah Maut Hitam yang terkenal
hingga kini. Diperkirakan 50 juta orang di Eropa—sekira setengah populasi saat
itu—meregang nyawa gara-gara pes. Dan, jika digabung dengan kasus lain di Asia,
India, Timur Tengah, hingga Tiongkok sepanjang abad ke-14, diperkitakan 75 juta
nyawa tumpas gara-gara pes. Sejak itu pecah pula beberapa kali epidemi di
Eropa. Sebutlah, misalnya, yang terjadi di Italia pada 1629-1631, London pada
1665-1666, dan Marseille pada 1720. Meski tak sebesar saat wabah Maut Hitam
berlangsung, statistik korbannya tetap mengerikan. Korban tewas saat ketiga
epidemi itu terjadi mencapai ratusan ribu jiwa. Baca juga: 353 Tahun Silam,
Wabah Pes Tewaskan 100 Ribu Warga London
3.
Pandemi pes ketiga tercatat pecah pada 1855 di Provinsi Yunan, Cina. Kemajuan teknologi transportasi saat
itu membuat bakteri pes tersebar lebih luas daripada sebelumnya. Sampai
pergantian abad ke-20, kasus terbesar tercatat di Cina dan India. Meski begitu,
pandemi ketiga ini menghasilkan pemahaman yang lebih akurat terhadap penyakit
pes. “Pada 1894, seorang dokter yang berbasis di Hong Kong bernama Alexandre
Yersin mengidentifikasi basil Yersinia pestis sebagai penyebab penyakit
tersebut. Beberapa tahun kemudian, dokter lain akhirnya mengonfirmasi bahwa gigitan kutu tikus adalah cara utama
penularannya ke manusia,” tulis laman History. Pada pandemi ketiga inilah wabah
pes mulai menjangkiti Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda
2.
The
Black Death (1346-1353)
TOTAL
KEMATIAN : 75 – 200 JUTA
PENYEBAB:
PENYAKIT PES
Wabah kemungkinan besar melompat benua melalui kutu yang hidup di tikus dan berlayar di atas kapal dagang. Pelabuhan menjadi pusat kota besar pada saat itu menjadi tempat berkembang biak yang sempurna untuk tikus dan kutu, dan dengan demikian bakteri berbahaya berkembang, menghancurkan tiga benua
PENYEBAB
Penaklukan Mongol dari Cina pada abad ke-13 menyebabkan
penurunan pertanian dan perdagangan. Pemulihan ekonomi telah diamati pada
awal abad keempat belas. Pada tahun 1330-an, banyak bencana alam dan wabah
menyebabkan kelaparan meluas, dimulai pada 1331, dengan wabah mematikan tiba
segera setelah itu. [43] Kondisi lain, seperti
perang, kelaparan, dan cuaca, berkontribusi terhadap parahnya Kematian
Hitam. [44]
TEORI AWAL
Akun kontemporer paling otoritatif
ditemukan dalam laporan dari fakultas kedokteran di Paris kepada Philip VI dari Perancis . Ini menyalahkan langit, dalam
bentuk gabungan dari tiga planet pada tahun 1345 yang menyebabkan "wabah
besar di udara" ( teori
racun ). [45]
Para sarjana agama Muslim
mengajarkan bahwa wabah itu adalah "kemartiran dan belas kasihan"
dari Tuhan, memastikan tempat orang percaya di surga. Bagi yang belum
percaya, itu adalah hukuman. [46] Beberapa dokter Muslim
memperingatkan agar tidak mencegah atau mengobati penyakit yang dikirim oleh
Tuhan. Lainnya mengadopsi langkah-langkah pencegahan dan perawatan untuk
wabah yang digunakan oleh orang Eropa. Para dokter Muslim ini juga
bergantung pada tulisan-tulisan orang Yunani kuno. [ rujukan? ]
Kutu tikus Oriental ( Xenopsylla cheopis ) dipenuhi darah. Spesies kutu ini adalah vektor utama untuk penularan Yersinia pestis , organisme yang bertanggung jawab untuk menyebarkan wabah pes di
sebagian besar epidemi wabah. Kutu jantan dan betina memakan
darah dan
dapat menularkan infeksi.
Karena perubahan iklim di Asia , hewan pengerat mulai melarikan diri dari padang rumput kering ke daerah yang lebih padat, menyebarkan penyakit. [47] Penyakit pes, yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis , adalah enzootic (umumnya ada) dalam populasi kutu yang dibawa oleh tikus tanah, termasuk marmut , di berbagai daerah, termasuk Asia Tengah , Kurdistan , Asia Barat , India Utara , Uganda dan Amerika Serikat bagian barat. [48] [49]
Y. pestis ditemukan
oleh Alexandre Yersin , seorang murid Louis Pasteur , selama epidemi wabah pes di Hong Kong pada tahun
1894; Yersin juga membuktikan basil ini hadir pada tikus dan
menyarankan tikus adalah kendaraan utama penularan. [50] [51] Mekanisme melalui
mana Y. pestis biasanya ditransmisikan didirikan pada tahun 1898
oleh Paul-Louis Simond dan ditemukan melibatkan gigitan kutu yang midgutsnya menjadi terhambat dengan
mereplikasi Y. pestis beberapa hari setelah memberi makan pada host
yang terinfeksi. Penyumbatan ini membuat kutu kelaparan dan mendorong mereka
untuk perilaku makan agresif dan upaya untuk membersihkan penyumbatan
dengan regurgitasi , mengakibatkan ribuan
bakteri wabah disiram ke lokasi makan, menginfeksi host. Mekanisme
penyakit pes juga bergantung pada dua populasi hewan pengerat: satu resisten
terhadap penyakit, yang bertindak sebagai inang , menjaga endemik penyakit, dan yang kedua yang tidak tahan. Ketika populasi
kedua mati, kutu berpindah ke inang lain, termasuk manusia, sehingga
menciptakan epidemi manusia. [32]
PENULARAN
Artikel utama: migrasi Black Death
Pentingnya kebersihan diakui hanya pada abad
kesembilan belas dengan perkembangan teori kuman penyakit ; sampai saat itu jalan-jalan pada
umumnya kotor, dengan hewan-hewan hidup dari segala macam dan parasit manusia
yang berlimpah, memfasilitasi penyebaran penyakit menular .
Penyebaran penyakit secara
signifikan lebih merajalela di daerah-daerah kemiskinan. Epidemi merusak kota, terutama
anak-anak. Tulah mudah menyebar melalui kutu, air minum yang tidak bersih,
tentara, atau sanitasi yang buruk.
Salah satu kemajuan medis awal
sebagai akibat dari Kematian Hitam adalah pembentukan gagasan karantina di negara-kota Ragusa ( Dubrovnik modern, Kroasia) pada 1377
setelah wabah terus. [55]
TRANSMISI DI ASIA
Menurut ahli genetika medis internasional yang dipimpin oleh Mark Achtman yang
menganalisis variasi urutan global bakteri, ketiga gelombang besar wabah
itu membuat bakteri mereka "berevolusi di atau dekat Cina". Analisis
ini juga menemukan bahwa " siklus penyakit sylvatic tergantung pada penularan oleh vektor kutu " dan "kemungkinan
asal mula wabah di China tidak ada hubungannya dengan penduduknya atau
kota-kota yang padat".
Kuburan Nestorian
yang berasal dari tahun 1338–1339
dekat Issyk-Kul di Kirgistan memiliki prasasti yang
merujuk pada wabah, yang telah membuat banyak ahli
epidemiologi berpikir mereka menandai pecahnya epidemi ; dari mana itu bisa
dengan mudah menyebar ke Cina dan India.
Epidemi, yang mungkin termasuk
wabah, menewaskan sekitar 25 juta di seluruh Asia selama lima belas tahun
sebelum sampai di Konstantinopel pada 1347.
Penyebaran wabah di Eurasia barat,
1346-1353.
Tahun ketujuh setelah dimulai, itu
datang ke Inggris dan pertama kali dimulai di kota-kota dan pelabuhan bergabung
di pantai, di Dorsetshire, di mana, seperti di negara-negara lain, itu membuat
negara itu sangat kosong dari penduduk sehingga hampir tidak ada yang tersisa
hidup .
... Tapi akhirnya sampai di
Gloucester, ya bahkan ke Oxford dan ke London, dan akhirnya menyebar ke seluruh
Inggris dan begitu menyia-nyiakan orang-orang yang langka orang kesepuluh dalam
bentuk apa pun dibiarkan hidup.
Geoffrey the Baker , Chronicon Angliae [61]
TRANSMISI DI LUAR ASIA
Penyakit ini mungkin telah
menyebar di sepanjang Jalur Sutra dengan tentara dan
pedagang Mongol , atau bisa saja tiba
melalui kapal. [62] Pada akhir 1346, laporan
wabah telah mencapai pelabuhan-pelabuhan Eropa: "India dihuni, Tartary , Mesopotamia , Suriah , Armenia ditutupi dengan
mayat-mayat". [63]
WABAH EROPA
Wabah dilaporkan pertama kali
diperkenalkan ke Eropa melalui pedagang Genoa dari kota pelabuhan mereka Kaffa di Krimea pada tahun 1347. Selama
pengepungan kota yang berlarut-larut, pada tahun 1345-1346 tentara Mongol Golden Horde dari Jani Beg , yang sebagian besar
pasukan Tatar menderita penyakit
ini, melambungkan mayat yang terinfeksi di atas tembok kota Kaffa untuk menginfeksi
penduduk, [64] meskipun lebih besar
kemungkinan tikus yang terinfeksi bepergian melintasi garis pengepungan untuk
menyebarkan epidemi ke penduduk. [65] [66] Ketika penyakit ini mulai
menyerang, para pedagang Genoa melarikan diri melintasi Laut
Hitam ke Konstantinopel , tempat penyakit itu
pertama kali tiba di Eropa pada musim panas 1347. [67] Epidemi di sana menewaskan
putra berusia 13 tahun dari kaisar Bizantium. , John VI Kantakouzenos , yang menulis deskripsi penyakit yang
dimodelkan pada akun Thucydides
tentang wabah
Athena abad
ke-5 SM, tetapi mencatat penyebaran Black Death dengan kapal antara kota-kota
maritim. [67] Nicephorus Gregoras juga menjelaskan secara tertulis kepada Demetrios Kydones tentang meningkatnya jumlah kematian, kesia-siaan obat-obatan,
dan kepanikan warga. [67] Wabah pertama di
Konstantinopel berlangsung setahun, tetapi wabah itu muncul sepuluh kali
sebelum 1400. [67]
Diangkut oleh dua belas galai
Genoa, tulah tiba dengan kapal di Sisilia pada Oktober 1347; [68] wabah menyebar dengan cepat
ke seluruh pulau. Galai-galai dari Kaffa mencapai Genoa dan Venesia
pada Januari 1348, tetapi pecahnya Pisa beberapa minggu kemudian
adalah titik masuk ke Italia utara. Menjelang akhir Januari, salah satu
kapal yang dikeluarkan dari Italia tiba di Marseilles . [69]
Dari Italia, penyakit ini menyebar
ke barat laut di seluruh Eropa, menyerang Prancis, Spanyol (yang dihantam karena
panas - epidemi berkobar pada minggu-minggu awal Juli), [70] Portugal dan Inggris pada
Juni 1348, kemudian menyebar ke timur dan utara melalui Jerman, Skotlandia, dan
Skandinavia dari 1348 hingga 1350. Kapal ini diperkenalkan ke Norwegia pada
1349 ketika sebuah kapal mendarat di Askøy , kemudian menyebar ke
Bjørgvin ( Bergen modern) dan Islandia . [71] Akhirnya, ia menyebar ke
Rusia barat laut pada tahun 1351. Wabah ini agak lebih jarang terjadi di
beberapa bagian Eropa dengan perdagangan yang kurang berkembang dengan tetangga
mereka, termasuk sebagian besar Negara Basque , bagian terisolasi dari Belgia dan Belanda,
dan Alpine terisolasi. desa di seluruh benua. [72] [73]
Menurut beberapa ahli
epidemiologi, periode cuaca yang tidak menguntungkan memusnahkan populasi hewan
pengerat yang terinfeksi wabah dan memaksa kutu mereka ke inang
alternatif, [74] yang memicu wabah wabah yang
sering memuncak di musim panas yang panas di Mediterania, [75] serta selama musim gugur
yang dingin. bulan di negara-negara Baltik selatan. [76] [d] Di antara banyak penyebab
lain penularan wabah, malnutrisi, bahkan jika jauh, juga berkontribusi terhadap
kerugian besar pada populasi Eropa, karena melemahkan sistem kekebalan
tubuh. [44]
WABAH ASIA BARAT DAN AFRIKA UTARA
Tulah itu menyerang berbagai
wilayah di Timur Tengah dan Afrika Utara selama pandemi , yang menyebabkan
depopulasi serius dan perubahan permanen dalam struktur ekonomi dan
sosial. [79] Sebagai hewan pengerat yang
terinfeksi menginfeksi hewan pengerat baru, penyakit ini menyebar ke seluruh
wilayah, masuk juga dari Rusia selatan.
Pada musim gugur 1347, wabah itu
mencapai Aleksandria di Mesir, ditransmisikan
melalui laut dari Konstantinopel ; menurut seorang saksi
kontemporer, dari satu kapal dagang yang membawa budak. [80] Pada akhir musim panas 1348
mencapai Kairo, ibu kota Kesultanan Mamluk , pusat budaya dunia
Islam ,
dan kota terbesar di Cekungan Mediterania ; sultan anak Bahriyya an-Nasir Hasan melarikan diri dan lebih dari sepertiga dari 600.000 penduduk
meninggal. [81] Sungai Nil tercekik oleh mayat meskipun
Kairo memiliki rumah sakit abad pertengahan, bimaristan akhir abad ke-13 dari kompleks Qalawun . [81] Sejarawan al-Maqrizi menggambarkan pekerjaan
berlimpah bagi para penggali kubur dan praktisi ritus pemakaman , dan wabah itu kambuh di Kairo lebih dari lima puluh kali selama
setengah abad berikutnya. [81]
Selama 1347, penyakit itu menyebar
ke timur ke Gaza pada bulan April, pada bulan
Juli penyakit itu telah mencapai Damaskus , dan pada bulan Oktober
wabah telah menyebar di Aleppo . [80] Tahun itu, di wilayah Libanon modern, Suriah , Israel , dan Palestina , kota-kota Ashkelon , Acre , Yerusalem , Sidon , dan Homs semuanya
terinfeksi. Pada 1348–1349, penyakit itu mencapai Antiokhia . Penduduk kota
melarikan diri ke utara, tetapi sebagian besar dari mereka akhirnya mati dalam
perjalanan. [82] Dalam dua tahun, wabah telah
menyebar ke seluruh dunia Islam, dari Arab di seluruh Afrika Utara. [46] Pandemi menyebar ke arah
barat dari Alexandria di sepanjang pantai Afrika, sedangkan pada bulan April
1348 Tunis terinfeksi oleh kapal dari
Sisilia. Tunis kemudian diserang oleh tentara dari Maroko; pasukan
ini bubar pada tahun 1348 dan membawa penularan bersama mereka ke Maroko, yang
wabahnya mungkin juga berasal dari kota Islam AlmerÃa di al-Andalus . [80]
Mekah terinfeksi pada 1348 oleh
jamaah haji . [80] Pada tahun 1351 atau 1352,
Sultan Rasulid dari Yaman , al-Mujahid Ali , dibebaskan dari penawanan Mamluk di Mesir
dan membawa wabah bersamanya pada saat ia kembali ke rumah. [80] [83] Selama 1348, catatan
menunjukkan kota Mosul menderita epidemi
besar-besaran, dan kota Baghdad mengalami putaran kedua
penyakit ini. [ rujukan? ]
Tanda dan gejala
Sebuah tangan menunjukkan
bagaimana gangren akut jari - jari karena penyakit
pes menyebabkan kulit dan daging mati dan menjadi hitam
Bubo inguinalis di paha atas seseorang
yang terinfeksi pes pes. Pembengkakan kelenjar getah bening ( bubo ) sering terjadi di daerah
leher, ketiak dan selangkangan ( inguinal ) korban wabah.
WABAH PES
Gejala penyakit ini termasuk demam
38-41 ° C (100-106 ° F), sakit kepala, nyeri
sendi , mual dan muntah, dan perasaan
tidak enak pada umumnya. Tidak diobati, dari mereka yang terkena wabah pes,
80 persen meninggal dalam waktu delapan hari. [84]
Kisah-kisah kontemporer wabah
bervariasi dan sering tidak tepat. Gejala yang paling umum dicatat adalah
munculnya bubo (atau gavocciolos ) di selangkangan, leher,
dan ketiak, yang mengeluarkan nanah dan berdarah saat dibuka. [85] Deskripsi Boccaccio :
Pada pria dan wanita sama-sama itu
pertama kali mengkhianati dirinya dengan munculnya tumor tertentu di pangkal paha
atau ketiak, beberapa di antaranya tumbuh sebesar apel biasa, yang lain sebagai
telur ... Dari dua kata bagian tubuh gavocciolo mematikan ini segera
mulai menyebar dan menyebar ke segala arah dengan acuh tak acuh; setelah
itu bentuk penyakit mulai berubah, bintik-bintik
hitam atau marah muncul dalam banyak kasus di lengan atau paha atau di tempat
lain, sekarang sedikit dan besar, sekarang kecil dan
banyak. Karena gavocciolo telah dan masih merupakan tanda yang
sempurna untuk mendekati kematian, demikian juga titik-titik pada siapa pun
yang mereka tunjukkan sendiri. [86] [ kutipan penuh diperlukan ] [e]
Ini diikuti oleh demam akut dan muntah
darah . Sebagian
besar korban meninggal dua hingga tujuh hari setelah infeksi
awal. Bintik-bintik seperti bintik dan ruam, [88] yang bisa disebabkan
oleh gigitan
kutu , diidentifikasi sebagai
tanda potensial lain dari wabah.
3. PANDEMIK KOLERA KETIGA (1852–1860)
TOTAL KEMATIAN: 1
JUTA
PENYEBAB KOLERA
Kolera yang satu ini secara
umum dianggap sebagai penyakit yang paling mematikan dibandingkan tujuh pandemi
kolera lainnya. Ini adalah wabah besar ketiga kolera di abad ke-19 (1852-1860).
Pandemi Kolera Ketiga ini berasal dari India, menyebar dari Delta Sungai Gangga
sebelum sampai ke Asia, Eropa, Amerika Utara dan Afrika.
Dokter dari Inggris yaitu John Snow yang bekerja di daerah miskin di London, melacak kasus kolera dan akhirnya berhasil mengidentifikasi bahwa air yang terkontaminasi adalah sarana penularan penyakit ini. Sayangnya pada saat yang sama dengan penemuannya (1854) adalah tahun terburuk pandemi. Sebanyak 23.000 orang meninggal di Inggris.
Dokter dari Inggris yaitu John Snow yang bekerja di daerah miskin di London, melacak kasus kolera dan akhirnya berhasil mengidentifikasi bahwa air yang terkontaminasi adalah sarana penularan penyakit ini. Sayangnya pada saat yang sama dengan penemuannya (1854) adalah tahun terburuk pandemi. Sebanyak 23.000 orang meninggal di Inggris.
GEJALA DAN TANDA PENYAKIT KOLERA
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri
kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat
terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan
kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis
diare yg dialami. 5 Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal
tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah :
1.
Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
2. Feces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi
cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis,
tetapi seperti manis yang menusuk.
3.
Feces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan
mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
4.
Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
5.
Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita
tidaklah merasakan mual sebelumnya.
6.
Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
7.
Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan
tanda-tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata
cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan
pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian
PENYEBARAN
PENULARAN PENYAKIT KOLERA
penyebab kolera,adalah
bakteri Vibrio cholerae, yang merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil
(batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari
antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan
kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi
dengan eukariot. 3 Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya
pada manusia, terutama V. cholerae penyebab penyakit kolera di negara
berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi
yang buruk.
Kolera
dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun
sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini
tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio
cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila
kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya
maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena
penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan,
mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan
ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut
(seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim
disekitarnya.
PENCEGAHAN PENYAKIT KOLERA
Cara
pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip
sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces)
pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang
sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai
sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan
mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena
kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang
tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat
(vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat
melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita. Namun belajara dari
Negara Bangladesh, eradikasi dengan cara pemberian vaksin, terbukti tidak
efektif bagi negara-negara berkembang yang keadaan sosial-ekonominya
menyedihkan.
4.
Flu
Rusia (1889-1890)
Total kematian: 1 juta
Penyebab: Influenza
Awalnya ini disebut dengan "Flu Asia"
atau "Flu Rusia". Jenis ini dianggap sebagai wabah subtipe virus
Influenza A H2N2, meskipun penemuan baru-baru ini menunjukkan bahwa penyebabnya
menjadi subtipe virus Influenza A H3N8.
Kasus-kasus pertama terjadi pada Mei 1889 di tiga lokasi
terpisah dan jauh antara lain Bukhara di Asia Tengah (Turkestan), Athabasca di
barat laut Kanada, dan Greenland. Pertumbuhan populasi yang cepat pada abad
ke-19, khususnya di daerah perkotaan membantu penyebaran flu dan akhirnya jadi
wabah ke seluruh dunia. Pandemik Flu 1889-1890 telah merenggut nyawa lebih dari
satu juta orang.
Berdasarkan artikel (https://historia.id/sains/articles/seabad-flu-spanyol-DBKbm)
dikatakan disana bahwa , Asal-muasal
virus ini masih menjadi perdebatan. Menurut Frank Macfarlane Burnet, virologis
Australia yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari influenza, pandemi
1918 bermula di Camp Funston dan Haskell County (Kansas) Amerika Serikat.
Sementara menurut North China Daily News, seperti dikutip
harian Pewarta Soerabaia, pandemi bermula di Swedia atau Rusia lalu
menyebar ke Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara.
Beberapa
epidemiologis Amerika menyimpulkan, virus flu dibawa oleh buruh Tiongkok dan
Vietnam yang dipekerjakan militer Inggris dan Perancis selama Perang Dunia I (PD I). Alasan
utamanya, mereka terbiasa hidup berdekatan dengan burung dan babi. Namun
argumen tersebut dibantah Dr. Edwin Jordan, editor dari Journal of Infectious
Disease, dengan menyebut bahwa wabah flu di Tiongkok tidak menyebar dan
berbahaya. Jordan juga tidak sepakat dengan teori yang menyebutkan India atau
Perancis sebagai asal dari virus mengingat virus flu di kedua negara tersebut
hanya bersifat endemik.
PENELITIAN FLU SPANYOL
Asal-usul Pandemi flu Spanyol, dan hubungan antara wabah yang
hampir bersamaan pada manusia dan babi, telah menjadi kontroversial. Satu hipotesis adalah bahwa jenis virus berasal dari Fort Riley,
Kansas, pada virus pada unggas dan babi yang dibiakkan benteng untuk makanan; para prajurit kemudian dikirim dari Fort Riley ke seluruh dunia,
tempat mereka menyebarkan penyakit. Kesamaan antara rekonstruksi
virus dan virus unggas, dikombinasikan dengan pandemi manusia sebelum laporan
pertama influenza pada babi, membuat para peneliti menyimpulkan bahwa virus
influenza melompat langsung dari burung ke manusia, dan babi menangkap penyakit
itu dari manusia. Yang lain tidak setuju, dan
penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa jenis ini mungkin berasal dari
spesies mamalia yang bukan manusia. Perkiraan tanggal
kemunculannya dalam inang mamalia telah dimasukkan pada periode 1882–1913. Virus nenek moyang ini menyimpang sekitar 1913-1915 menjadi dua
clades yang memunculkan garis keturunan influenza H1N1 babi dan manusia klasik. Nenek moyang terakhir dari strain manusia adalah antara Februari
1917 dan April 1918. Karena babi lebih mudah terinfeksi virus flu burung
daripada manusia, disarankan bahwa mereka adalah penerima asli virus,
menularkan virus ke manusia sekitar 1913 dan 1918.
Upaya untuk menciptakan kembali strain flu 1918 (subtipe dari
strain avian H1N1) adalah kolaborasi antara Institut Patologi Angkatan
Bersenjata, Laboratorium Penelitian Unggas Tenggara dan Fakultas Kedokteran
Mount Sinai di New York City; upaya tersebut menghasilkan
pengumuman (pada 5 Oktober 2005) bahwa kelompok tersebut telah berhasil
menentukan urutan genetik virus, menggunakan sampel jaringan bersejarah yang
ditemukan oleh ahli patologi Johan Hultin dari seorang korban flu wanita yang
dikubur di permafrost Alaska dan sampel yang diawetkan dari tentara Amerika.
Pada 18 Januari 2007, Kobasa
et al. melaporkan bahwa monyet
(Macaca fascicularis) yang terinfeksi strain yang diciptakan menunjukkan gejala
klasik pandemi 1918 dan meninggal akibat badai sitokin - reaksi berlebihan dari
sistem kekebalan tubuh. Ini mungkin menjelaskan
mengapa flu 1918 memiliki efek mengejutkan pada orang yang lebih muda, lebih
sehat, karena orang dengan sistem kekebalan yang lebih kuat berpotensi memiliki
reaksi berlebihan yang lebih kuat.
Pada 16 September 2008, tubuh
Yorkshireman Sir Mark Sykes digali untuk mempelajari RNA virus flu Spanyol
dalam upaya memahami struktur genetik flu burung H5N1 modern. Sykes dimakamkan pada tahun 1919 di peti mati utama yang
diharapkan para ilmuwan akan membantu melindungi virus. Pada bulan Desember 2008, penelitian oleh Yoshihiro Kawaoka dari
University of Wisconsin mengaitkan keberadaan tiga gen spesifik (disebut PA,
PB1, dan PB2) dan nukleoprotein yang berasal dari sampel flu tahun 1918 dengan
kemampuan virus flu untuk menyerang paru-paru dan menyebabkannya. radang
paru-paru. Kombinasi
tersebut memicu gejala serupa dalam pengujian hewan.
AKHIR PANDEMI FLU
1918
Setelah gelombang kedua yang mematikan
melanda pada musim gugur 1918, kasus-kasus baru turun tiba-tiba - hampir tidak
ada artinya setelah puncak gelombang kedua. Di Philadelphia misalnya, 4.597 orang
meninggal dalam minggu yang berakhir 16 Oktober, tetapi pada 11 November
influenza hampir menghilang dari kota. Satu penjelasan untuk penurunan yang cepat
dari kematian penyakit adalah bahwa dokter hanya menjadi lebih baik dalam
mencegah dan mengobati pneumonia yang berkembang setelah para korban tertular
virus, meskipun John Barry menyatakan dalam bukunya bahwa para peneliti tidak
menemukan bukti untuk mendukung hal ini. . Teori lain menyatakan bahwa virus 1918
bermutasi sangat cepat menjadi jenis yang kurang mematikan. Ini adalah kejadian umum dengan virus
influenza: ada kecenderungan virus patogen menjadi kurang mematikan seiring
waktu, menyediakan lebih banyak inang hidup.
WABAH FLU 1918 MENGUBAH LAYANAN KESEHATAN
Wabah
flu pada 1918 menggarisbawahi suatu kenyataan, yaitu bahwa penyakit menular tak
kenal ras. Sebelum wabah itu berlangsung, pemikiran para Darwinis sosial yang
menganggap ras atas kasta tertentu lebih superior, bercampur—secara
berbahaya—dengan pandangan Louis Pasteur dan lainnya bahwa penyakit menular
dapat dicegah.
Gabungan
pemikiran itu menciptakan anggapan bahwa orang terjangkit penyakit menular
akibat salahnya sendiri.Wabah flu 1918 mengungkap kenyataan bahwa meskipun kaum
miskin dan imigran meninggal dunia dalam jumlah lebih besar, tidak ada seorang
pun yang kebal. Dengan kata lain, ketika penyakit mewabah, tidak ada gunanya
menempatkan orang per orang dalam isolasi atau menguliahi mereka soal tanggung
jawab perorangan. Penyakit menular merupakan masalah yang harus ditangani pada
level penduduk.
Sejak
1920an, perubahan pemikiran ini mulai ditandai dengan perbedaan dalam strategi
kesehatan publik. Banyak negara menciptakan atau merombak ulang kementerian
kesehatan, menerapkan sistem pengawasan penyakit yang lebih baik, dan merangkul
konsep pengobatan untuk umum atau layanan kesehatan secara cuma-cuma.
Sebelum
wabah flu 1918 memang ada sejumlah orang yang menyerukan layanan kesehatan
umum, tapi wabah tersebut tampaknya menjadi momentum bagi sejumlah pemerintah
untuk bergerak.
Di
Inggris, Layanan Kesehatan Nasional tercipta pada 1948. Adapun Rusia sudah
punya layanan kesehatan umum yang tersentralisasi sejak 1920. Layanan kesehatan
umum ini merupakan pencapaian besar dan sosok penggerak utamanya adalah
Vladimir Lenin.
WABAH FLU 1918 JUGA
MENGUBAH MASYARAKAT
Ungkapan "generasi yang
hilang" sering digunakan untuk merujuk beragam kelompok masyarakat yang
hidup pada awal abad ke-20, termasuk sejumlah seniman Amerika berbakat yang
kondang pada Perang Dunia I dan para perwira militer Inggris.
Namun, saya berargumen,
sebagaimana juga dinyatakan dalam buku Pale Rider,
bahwa ungkapan ini juga seharusnya digunakan untuk merujuk jutaan orang yang
meninggal pada usia produktif akibat wabah flu 1918.
Ungkapan yang sama mesti
digunakan pada anak-anak yang menjadi yatim-piatu dan para janin di dalam
kandungan yang tidak dapat dilahirkan lantaran ibu mereka meninggal akibat
wabah tersebut. Kedahsyatan wabah flu 1918 dan pengetahuan sains saat itu
menyebabkan kita tidak bisa mengetahui secara pasti berapa banyak yang
meninggal dunia pada tiga kategori itu. Yang jelas dapat dipastikan salah satu
kategori itu jumlahnya melampaui seniman era jazz dan 35.000 perwira Inggris
yang gugur dalam pertempuran (Afrika Selatan memperkirakan 500.000 anak menjadi
yatim piatu akibat wabah flu 1918).
Adapun para bayi yang
selamat dari wabah flu saat masih dalam kandungan ibu mereka, terus terpapar
luka sampai meninggal dunia. Sejumlah riset menunjukkan mereka punya
kemungkinan lebih kecil kurang lulus sekolah atau mendapat gaji layak, dan
lebih mungkin masuk penjara ketimbang mereka yang tidak terkena wabah flu.
Bahkan muncul bukti bahwa wabah flu 1918 berkontribusi pada ledakan kelahiran
bayi pada 1920. Pasalnya, generasi yang luput dari wabah tersebut muncul
sebagai generasi yang lebih sehat dan mampu bereproduksi lebih banyak.Bahwa
wabah flu 1918 meninggalkan jejak sepanjang abad ke-20 tak perlu diragukan. Ini
perlu kita camkan selagi kita bersiap menghadapi wabah selanjutnya.
5.
Flu
Hong Kong (1968)
Total kematian: 1 juta
Penyebab: Influenza
Pandemik Flu kategori 2 terkadang juga disebut dengan “Flu Hong Kong”. Penyakit ini disebabkan oleh strain H3N2 dari virus Influenza A, sebuah cabang genetik dari subtipe H2N2.
Flu ini menyebar dengan cepat ke negara lainnya seperti Singapura, Vietnam, Filipina, India, Australia, Eropa, dan Amerika. Serikat. Flu pandemik 1968 untungnya memiliki tingkat kematian yang relatif rendah yaitu 0,5% persen. Korban dari penyakit ini termasuk 500.000 penduduk Hong Kong.
6.
FLU
ASIA (1956-1958)
PENYEBAB: INFLUENZA
Flu Asia adalah wabah pandemik Influenza A subtipe H2N2, yang berasal dari Tiongkok pada 1956 dan berlangsung hingga 1958. Dalam masa dua tahun, Flu Asia menyebar dari provinsi Guizhou ke Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat. Perkiraan jumlah korban meninggal karena flu Asia bervariasi tergantung pada sumbernya, tetapi WHO menyebutkan penghitungan akhirnya yaitu sekitar 2 juta kematian.
7.
Pandemik
HIV / AIDS (Puncaknya, 2005-2012)
TOTAL KEMATIAN: 36
JUTA
PENYEBAB: HIV / AIDS
Penyakit
ini pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada 1976 dan telah
menewaskan lebih dari 36 juta orang sejak 1981. Saat ini ada sekitar 31 dan 35
juta orang yang mengidap HIV. Sebagian besar dari mereka berada di Afrika
Sub-Sahara.

0 komentar: